Selasa, 23 Februari 2010

Membangun Peradaban dengan Kebiasaan

"Yang mau kita bangun adalah peradaban, peradaban itu bisa dibangun melalui budaya, budaya itu bisa dibangun melalui tradisi,...tradisi itu bisa dibangun melalui kebiasaan-kebiasaan, karena kebiasaan-kebiasaan ini akan menjelma menjadi budaya, tradisi terus ujungnya menjadi peradaban sehingga kita tidak boleh membiasakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik sehingga nanti ujung-ujungnya akan menjadi budaya kita sendiri", kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, saat membuka acara Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, di Hotel Bidakara, Kamis, (14/01).

Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan bahwa ada banyak kebiasaan-kebiasaan, budaya-budaya yang belum kita tumbuh kembangkan salah satu diantaranya adalah budaya apresiatif konstruktif."biasakan kita itu untuk memberikan apresiasi kepada siapapun yang memberikan kontribusi positif baik itu lingkup kecil maupun lingkup besar, kenapa ini menjadi penting, kebiasaan memberikan apresiasi itu akan membangun lingkungan untuk tumbuh suburnya orang yang berprestasi itu", katanya.

Budaya berikutnya yang perlu dikembangkan, kata Mendiknas, adalah obyektif komprehensif. Mendiknas berpendapat, perlu mentradisikan melihat segala sesuatu secara utuh. Budaya berikutnya yang perlu dikembangkan adalah rasa penasaran intelektual atau intellectual curiosity dan kesediaan untuk belajar dari orang lain.


Pada acara yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional, Mansyur Ramli, selaku penanggungjawab kegiatan sarasehan mengatakan bahwa Program Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini merupakan salah satu program dari delapan program kementerian pendidikan nasional dalam program 100 hari kabinet bersatu jilid II.

"Program ini pada hakekatnya bertujuan untuk menyusun kebijakan, strategi dan program pendidikan untuk meningkatkan dan menguatkan budaya, jati diri dan karakter bangsa, khususnya peserta didik pada semua jenjang pendidikan dan semua jalur pendidikan yang diharapkan dapat diimplementasikan dalam kurikulum serta proses pembelajaran sesuai dengan kultur dan kebhinekaan bangsa kita", kata Mansyur Ramli.

Peserta yang hadir sekitar kurang lebih 183 orang terdiri dari berbagai kalangan antara lain adalah tokoh masyarakat, pemuka agama, tokoh pendidikan, budayawan, dan juga pejabat pemerintah. Dalam acara ini juga menghadirkan tiga pembicara yaitu pertama, Prof. Dr. Yahya Muhaimin, beliau disamping tokoh pendidikan, budayawan, pemuka agama, tetapi beliau juga adalah mantan menteri pendidikan nasional. kedua, Prof. Dr. Frans Magnis Suseno (Romo Magnis) dan ketiga, KH. Abdullah Syukri Zarkasi, pengembang pondok pesantren Gontor.

Dalam rangakaian Program Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, pada Kamis, (14/01) malam harinya juga akan diselenggarakan pagelaran budaya dari kelompok musik kiai kanjeng dan ainun najib yang juga merupakan salah satu ikon budaya bangsa, di plasa insan cendekia gedung A, Kementerian Pendidikan Nasional, Senayan. (AND) -Sidiknas-

Tidak ada komentar: